Tokoh Semar yang digambarkan berkulit hitam, wajahnya tersenyum, jari tangannya mengepal kecuali telunjuknya mengacung. Ia tidak memakai baju, pinggangnya memakai kain batik Kawung membawa kantong selendang.
Semar berkulit hitam menggambarkan manusia yang selalu berjuang. Ia tidak ingin mendapatkan untung tanpa usaha. Warna hitam juga merupakan hakikat dari tanah (bumi).
Bumi sifatnya diam. Bumi diinjak banyak orang tetap diam. Bumi tidak marah walau manusia merusaknya. Semua kekuatan api, air dan angin adanya didalam bumi, tetapi ia memendamnya dan tidak menunjukkanya. Artinya filosofisnya adalah tidak sombong walau memiliki banyak ilmu dan kemampuan. Semua tumbuh-tumbuhan hidup dibumi. Hewan dan manusia memakan hasil tanaman yang tumbuh di bumi. Kasih sayang dan cintanya dia persembahkan untuk alam beserta isinya.
Wajah tersenyum menggambarkan sinar kebaikan hati dan pikiran yang bersih. Manusia yang baik setiap saat menjaga pandangan, pendengaran dan perkataan, hati dan pikirannya. Tangan dan kakinya tidak boleh menyentuh apa yang bukan haknya.
Kantong selendang mengandung makna menolong sesama tak peduli waktu, perut dan isi. Kapanpun dibutuhkan tanpa memikirkan dirinya sendiri akan dilakukan. Seluruh isi kantongnya mengatasi derita, rasa sakit dan duka nestapa. Kain batik Kawung yang dipakai Semar melambangkan kesucian dan umur panjang. Menggambarkan motif kain tertua yang ada ditanah Jawa yang dapat melindungi tubuh orang Jawa dari panas dan dinginnya cuaca.
Tokoh Semar wajahnya seperti orang tua tapi rambutnya kuncung seperti anak anak. Matanya menangis tetapi mulutnya tersenyum, seperti laki laki tetapi mempunyai susu seperti perempuan, nampak seperti duduk tetapi kenyataannya berdiri. Ini bermakna bahwa semua diayomi oleh Semar baik anak-anak, laki-laki, perempuan, orang orang yang derajatnya rendah dan orang orang yang derajatnya tinggi, orang yang merasakan senang, juga orang yang sedang merasakan derita dan kesusahan.
(K2S KOTA KUPANG MENGAYOMI SEMUA WARGANYA TANPA MEMBEDAKAN SATU DENGAN LAINNYA)