Oleh: Ki Agil
Masa uwah owahing jaman ( masa jaman berubah)
Bahasa ini saya dengar ketika masih kecil. Pesan nenek moyang kita jaman sudah mengalami perubahan menuju jaman akhir.
KALI ILANG KEDUNGE.(sungai hilang tempat yang dalam tempat genangan air) semua sungai ada tempat yang curam dalam. Untuk menyimpan air jika sungai telah kering masih ada air tersimpan di tempat tersebut. Tempat itu disebut KEDUNG. Dalam dunia ilmu pengetahuan pun istilah kedung ini juga digunakan bagi yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan secara mendalam sering kita menyebut ulama itu KEDUNGE ilmu. Ketika orang Alim menguasai ilmu yang jadi rujukan saat masyarakat ada masalah, jadi muara dahaga bertanya jika ummat perlu solusi.. hal ini sekarang sdh langka, maka bagai Kali ilang KEDUNGE. Apalagi sekarang masing masing orang sudah merasa pintar karena ilmu bisa bertanya kepada guru dari semua guru yaitu kiyai Google, sehingga adab belajar tawadhu guru, berharap ilmu bermanfaat, dan mengharap barokah dari Alloh nyaris menjadi barang mahal, orang belajar sering disebut tak bersanad, banyak ustadz tanpa guru,jika soal ceramah mungkin bisa menghipnotis masyarakat hanya jika didalami tentu sungainya tidak mempunyai kedalaman....atau tanpa KEDUNG.
PASAR ILANG KUMANDANGE. ( pasar hilang suara gaung hiruk pikuknya ) pasar tradisional memang ramai dari kejauhan terdengar suara orang berjualan, tawar menawar bisa di dengar dari jauh.jaman dulu karena pohon masih bnyak dan suasana masih alami maka suara transaksi di pasar dapat di dengar dari hitungan kilometer. Berbeda dengan sekarang suara deru mesin dimana mana suasana tidak alami maka suara pasar hilang gaungnya. Apalagi sekarang pasar bisa dg belanja on line justru tidak terdengar sama sekali dalam transaksi.
MENUNGSO ILANG JAWANE. ( Manusia hilang jawanya,) manusia hilang jawanya mewakili hilang adat sopan santunnya. JAWA bahasa yang digunakan adalah mewakili dalam suatu tatanan dalam masyarakat, adat istiadat masyarakat jawa betapa punya unggah ungguh,(sopan santun,)kroso lan rumongso,,(terasa dan merasa,) ojo rumongso bisa tapi biso rumongso. ( jangan merasa bisa tapi bisalah merasa) Ojo dumeh (jangan merasa keakuan,) ojo adigang adigung adiguno (merasa cakap.merasa kaya.dan merasa sakti,) pesan para leluhur yg berisi pepatah petitih pesan moral sopan santun ini,bisa terkikis oleh majunya jaman dan kondisi yang pragmatis (serba mengukur dengan materi) juga tergerus karena arus pergaulan, betapa orang sudah lalai dengan adab tersebut sehingga nyaris kehilangan kepribadian.. benar apa yg dikatakan oleh Ahmad Syauqi:
إنما الأمم الأخلاق ما بقيت.
..فإن هم ذهبت أخلاقهم ذهبوا
Sesungguh keberadaan ummat tergantung akhlaqnya, jika hilang akhlaqnya maka hilang pula ummat itu.
Tentang Penulis.
Drs. Suwarto Abbas, MH
Lahir : di Cepu Jateng.
Pendidikan S.1: UM.Sby.
S-2 : UMI Makassar.
S-3. : UIN BANDUNG.
Sedang menulis Disertasi : TINJAUAN TNT KAFAAH DAN HITUNGAN WETHON PADA PERKAWINAN MASYARAKAT JAWA. (Stodi Sosiologis dan Antropologi Hukum masyarakat kab. Ngawi dan Bojonegoro).
Jabatan : Hakim Tinggi PTA. KUPANG.